Sabtu, 04 Juli 2009

Garam dan Kepahitan

Suatu hari datang seorang anak muda pada seorang tua bijak dan menceritakan semua
masalahnya.Setelah mendengarkan dengan cermat,Pak tua mengambil segenggam garam,ditaburkan dalam gelas air,diaduk lalu meminta anak muda itu meminumnya."Bagaimana rasanya?" tanya Pak tua. "Asin sekali!",jawab anak muda itu sambil memuntahkan isi gelas itu".

Pak tua lalu mengajak anak muda itu ke telaga.Ia menaburkan segenggam garam ke telaga,mengaduknya dengan sepotong kayu,menyuruhnya minum,Lalu bertanya,"Sekarang,bagaimana rasanya?"."Segar" , sahut anak itu."Apakah km merasakan garam dalam air telaga itu?"Tanya Pak tua."Tidak", jawabnya.

PAk tua itu berkata "Anak muda,dengarlah.Pahitnya kehidupan layaknya segenggam garam.Jumlah dan rasa asin itu sama antara yang ada dalam gelas dan yg ditabur dalam telaga.Tapi kepahitan yang kita rasakan tergantung dari wadah yang kita miliki,yaitu hati kita.Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup,lapangkanlah dadamu menerima semua itu.Hatimu adalah tempat kamu menampung segalanya.Jangan jadikan hatimu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiann. (Tim-Ik4)

1 komentar: