Senin, 26 Januari 2009

TEMPAT YANG TEPAT

untuk melihat Allah dengan lebih jelas

Setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:1-2)


Setiap orang tentu tidak ingin bertemu dengan masalah. Semua menginginkan kehidupan yang aman-aman saja tanpa kesulitan.

Ada orang yang cukup bijak yang selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan baik, menempuh jalan yang aman, agar terhindar dari masalah.

Atau mungkin selama ini kita merasa telah melayani Dia dengan sangat baik, hidup dijalan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, jadi pantaslah jika tidak memiliki masalah dalam kehidupan.

Tetapi jika suatu saat ketika Allah mengizinkan masalah itu datang, apa tindakan kita? Bagi saya saat ini, MASALAH ADALAH TEMPAT YANG TEPAT UNTUK MELIHAT ALLAH DENGAN LEBIH JELAS. Oleh sebab itu jangan meremehkan masalah yang ada. Jika Allah mengizinkan masalah itu ada, itu karena ada sesuatu yang sedang Ia persiapkan dalam kehidupan kita.

Mungkin kita akan bertanya, mengapa harus lewat masalah? Karena jika kehidupan berjalan dengan tenang, aman dan penuh dengan berkat, maka hidup kita hanya terfokus pada berkat-berkat Allah dan tidak kepada sumber berkat itu. Bahkan ada kalanya tanpa kita sadari, justru berkat-berkat itu telah menjadi ‘berhala’ yang telah menyita waktu, pikiran, tenaga bahkan seluruh hidup kita.

Untuk itulah Allah kemudian memisahkan kita dan membawa kita ke sebuah tempat yang bernama “Masalah”. Dan disanalah proses pembersihan itu Dia kerjakan. Kadang terlalu sulit untuk mengerti cara Allah mencintai kita. Seakan masalah hidup akan membawa kita pada kehancuran padahal sesungguhnya itu adalah saat dimana Allah dengan kasih dan setia-Nya sedang membersihkan hidup kita dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Dia.

Firman Tuhan mengatakan, ranting yang sudah berbuah tetap akan dibersihkan supaya ia dapat menghasilkan buah yang lebih banyak lagi. Dan selama ranting itu masih melekat pada pokok anggur yang memberinya kehidupan, maka proses pembersihan itu tidak akan membuatnya menjadi kering apalagi mati.

Tidak penting besar atau kecilnya masalah yang sedang kita hadapi saat ini. Yang terpenting adalah kepada siapa kita melekat. Selama kehidupan kita melekat menjadi satu dengan Allah sumber kehidupan itu maka jangan kuatir menghadapi proses pembersihan yang sedang Dia kerjakan.

Mungkin “tempat” dimana engkau berada saat ini sangat tidak nyaman, karena disana engkau merasa sendiri, merasa tertolak, harus menangis, bahkan mungkin menjerit “dimanakah Tuhan?”

Percayalah bahwa “tempat” yang tidak nyaman bagimu saat ini adalah tempat yang sangat tepat untuk engkau dapat melihat Allah dengan lebih jelas lagi.Mulailah tenang dan biarkan Dia menyelesaikan rencana-Nya dalam hidupmu

Memahami Cara Allah Bekerja

... biarkan Dia yang menyelesaikan masalahmu...

Keluaran 3-11 Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: "Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun" (Kel 5:24a)

Pernahkah anda mengalami masa dimana rasanya Allah sedang tidak berpihak kepadamu dan sedang mempermainkan kehidupanmu?

Saya sedang mengalami masa-masa dimana saya merasa tidak mengerti dengan cara Allah bekerja, khususnya dalam kehidupan saya secara pribadi. Sampai Allah membawa saya untuk memahami bahwa cara Dia bekerja memang tidak dapat kita analisa karena Dia adalah Allah yang besar, berkuasa dan berdaulat.

Saya kemudian teringat dengan peristiwa ketika Allah menemui Musa di gunung Horeb dan mengutusnya untuk menemui Firaun agar melepaskan bangsa Israel dari perbudakan. Dan setelah melewati percakapan dengan Allah, Musa akhirnya pergi sekalipun semula dia tidak yakin dengan kepergiannya ke Mesir. Tetapi Allah berjanji bahwa Dia akan menyertai... Saya sangat yakin bahwa, kalau Musa kemudian taat, itu karena dia yakin bahwa Allah pasti menyertai dan semua akan beres, semua akan berjalan mulus. Karena, bukankah Allah yang meminta dia untuk pergi?

Tetapi ternyata kemudian, pada awal pertemuannya dengan Firaun, Musa sudah harus berhadapan dengan kekerasan hati Firaun yang tidak mau melepaskan bangsa itu untuk pergi. Dan yang lebih parah lagi, Firaun semakin kejam dan memerintahkan untuk menambah aturan-aturan yang membuat Bangsa Israel semakin tertindas. Bangsa itu terserak untuk berusaha menyelesaikan pekerjaan dibawah pengawasan orang-orang suruhan Firaun yang kejam. Maka semakin menderitalah bangsa itu. Dan itu terjadi setelah kehadiran Musa yang "diutus oleh Allah".

Apakah Allah tidak bertanggungjawab? Kalau mengenai kekerasan hati Firaun, memang telah dikatakan-Nya dari semula kepada Musa. Tetapi bagaimana dengan akibat dari semua itu, yakni bangsa Israel justru semakin ditindas. Dalam pasal 5:22-23 mencatat tentang kebingungan Musa terhadap apa yang dia hadapi. Bahkan Musa berkata ..."sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umatmu sama sekali."

Saudara, pernahkah hal terjadi dalam hidupmu, dimana engkau merasa Allah sedang tidak berpihak kepadamu justru disaat, dimana engkau telah hidup dalam ketaatan dan kasih kepada Dia? Memang sangat sulit untuk memahami cara Dia bekerja. Tetapi ketahuilah bahwa segala sesuatu yang dikerjakan memiliki tujuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Bukankah Allah turut bekerja sama dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia? Ketika Firaun mengeraskan hatinya, Allah ada disana bahkan Allah memakai kekerasan hati itu untuk mematahkan kesombongan Firaun dan menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang besar.

Masalah yang anda hadapi sekarang adalah waktu yang harus anda gunakan untuk bersabar dan membiarkan Allah menyelesaikan rencana-Nya untuk melepaskanmu dari "penindasan" yang sedang terjadi. Berdiam dirilah dan nantikan hasil dari apa yang sedang Allah kerjakan.

Apa atau siapa "Firaun" yang sedang anda hadapi? Mungkin anda harus bersabar sebentar, dan membiarkan Allah yang menghadapinya. Percayalah bahwa Dia adalah Allah yang bertanggung jawab. Dia tahu benar kapan waktu yang tepat menyelesaikan masalahmu. Dia ada dan siap untuk menolong

Janganlah takut

Di dalam hutan hiduplah seekor anak beruang kecil yang bernama Teddy. Ibunya telah meninggal. Setiap hari, Teddy belajar dan ia mulai mencoba untuk bertahan hidup di tengah hutan. Tetapi seringkali binatang buas seperti Singa mulai melihat dan mencari kesempatan yang baik untuk memakan Teddy.

Suatu hari datanglah seekor beruang besar dan ia mengangkat Teddy menjadi anaknya. Teddy sangat senang karena si beruang besar ini mulai mengajari Teddy bagaimana untuk mengaum melompat dan segala macam hal yang biasa dilakukan oleh beruang. Beruang besar ini ingin agar Teddy dapat menjadi beruang yang sejati.

Tanpa sepengetahuan Teddy, si beruang besar menghilang entah kemana. Teddy berusaha untuk mencari tetapi dia tidak menemukannya. Setelah mereka berpisah, datanglah seekor Singa yang siap untuk menerkam Teddy. Teddy sangat ketakutan dan ia mulai berusaha untuk mengaum seperti yang pernah diajarkan oleh beruang besar. Tetapi auman yang ia keluarkan adalah auman ketakutan dan anehnya Singa itu lari ketakutan. Teddy sangat terkagum-kagum dan bertanya dalam hatinya,"Mengapa singa itu bisa pergi." Ketika ia melihat ke belakang ternyata ada beruang besar berdiri didekatnya. Sekarang Teddy tahu bahwa bukan karena aumannya, Singa itu pergi melainkan karena ada beruang besar dibelakangnya.

Sebagai orang percaya janganlah takut akan segala hal ingatlah bahwa Yesus selalu ada sekalipun kita tidak melihatnya. Seperti yang tertulis dalam Yesaya 41:10: "Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan."